“Bisnis Tanaman Herbal: Peluang Emas di Tengah Tren Gaya Hidup Sehat”

“Bisnis Tanaman Herbal: Peluang Emas di Tengah Tren Gaya Hidup Sehat”

--depok

ACEH.DISWAY.ID - Minat masyarakat terhadap produk alami terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Tren gaya hidup sehat dan kembali ke alam mendorong lonjakan permintaan tanaman herbal, membuka peluang bisnis baru di sektor pertanian dan industri olahan tradisional.

Pasar Herbal Nasional Terus Tumbuh

Tanaman herbal kini tak hanya digunakan untuk pengobatan tradisional, tetapi juga menjadi bahan utama dalam industri farmasi, kosmetik, hingga minuman kesehatan. Permintaan pasar yang tinggi membuat komoditas ini memiliki nilai ekonomi yang semakin meningkat.

Menurut data Kementerian Pertanian, potensi pasar herbal di Indonesia tumbuh lebih dari 15 persen setiap tahunnya. Produk seperti jamu cair, suplemen herbal, hingga minuman fungsional menjadi primadona di pasar domestik dan ekspor.

“Indonesia memiliki lebih dari 30 ribu jenis tanaman obat, namun baru sekitar 1.200 yang dimanfaatkan secara komersial. Ini peluang besar untuk dikembangkan,” ujar Ahmad Fauzi, praktisi agribisnis tanaman obat, Jumat (7/11/2025).

Dari Pekarangan ke Industri

Banyak pelaku usaha kecil kini mulai menanam herbal di lahan sempit seperti jahe, kunyit, temulawak, dan serai. Dengan modal kecil, petani bisa mendapatkan keuntungan berlipat karena harga jual produk olahan cenderung stabil.

“Permintaan jahe dan kunyit sangat tinggi, terutama untuk bahan minuman herbal dan jamu. Kami bisa panen tiga kali setahun,” kata Siti Marlina, petani herbal asal Sleman.

Selain itu, sejumlah startup juga mulai mengembangkan produk herbal modern seperti kapsul ekstrak tanaman, teh herbal siap seduh, hingga skincare berbahan alami. Kombinasi inovasi dan pemasaran digital membuat bisnis herbal semakin menjanjikan.

Peluang Ekspor ke Pasar Global

Potensi ekspor tanaman herbal Indonesia juga terbuka lebar. Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab terus meningkatkan permintaan terhadap produk alami dari Asia Tenggara.

“Produk herbal Indonesia memiliki kualitas yang baik, tinggal ditingkatkan standarisasi dan packaging-nya agar bisa bersaing di pasar global,” tambah Ahmad Fauzi.

Dukungan Pemerintah dan Kesadaran Konsumen

Pemerintah melalui berbagai program seperti tanaman obat Keluarga (TOGA) dan pelatihan UMKM herbal turut mendorong peningkatan nilai ekonomi tanaman obat. Kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat pun ikut mendongkrak konsumsi produk herbal.

“Dengan memadukan inovasi dan nilai tradisi, tanaman herbal bisa menjadi komoditas unggulan nasional,” pungkas Fauzi.

 

Sumber: