Anak Jadi Korban Bullying? Ini Dampak yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

Anak Jadi Korban Bullying? Ini Dampak yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

--shutterstock.com

ACEH.DISWAY.ID - Perundungan atau bullying masih menjadi salah satu masalah serius dalam tumbuh kembang anak. Tidak hanya menimbulkan luka fisik, tindakan ini juga dapat mengganggu kondisi psikologis anak dalam jangka panjang. Sejumlah psikolog menilai, dampak perundungan kerap tidak segera terlihat, namun efeknya bisa menetap hingga dewasa jika tidak ditangani dengan tepat.

Psikolog anak dan remaja, menjelaskan bahwa bullying dapat memicu tekanan emosional yang cukup besar. “Anak yang mengalami perundungan biasanya menunjukkan perubahan perilaku, mulai dari menarik diri, cemas, sulit tidur, hingga kehilangan minat pada aktivitas yang dulu disukai,” ujarnya.

Menurutnya, luka psikologis ini terjadi karena anak merasa tidak aman di lingkungan yang seharusnya melindungi mereka, seperti sekolah atau rumah. Jika dibiarkan, perundungan dapat berkembang menjadi rasa rendah diri, trauma sosial, hingga gangguan kecemasan jangka panjang.

Dampak Perundungan terhadap Kondisi Psikologis Anak

  • Rasa Tidak Aman dan Cemas Berlebih

        Anak korban bullying cenderung merasa takut berinteraksi, bahkan dengan teman sebaya. Kondisi ini dapat menghambat                    kemampuan sosialnya.

  • Menurunnya Prestasi Akademik

        Rasa tertekan membuat anak sulit berkonsentrasi di sekolah. Akibatnya, performa belajar ikut menurun.

  • Gangguan Tidur dan Mood

        Banyak korban mengalami perubahan pola tidur dan emosi, seperti mudah marah atau menjadi lebih pendiam.

  • Rendah Diri & Hilangnya Kepercayaan Diri

        bullying dapat membuat anak merasa tidak berharga, terutama jika pelecehan verbal dilakukan berulang.

  • Risiko Trauma Jangka Panjang

        Jika tidak ditangani, korban dapat membawa luka psikologis hingga usia dewasa, termasuk risiko depresi dan kecemasan.

Cara Mencegah dan Mengatasi Perundungan pada Anak

Para ahli mengingatkan bahwa upaya pencegahan tidak hanya menjadi tugas sekolah, tetapi juga peran orang tua dan lingkungan sekitar.

1. Bangun Komunikasi Terbuka di Rumah

Orang tua perlu menyediakan ruang aman bagi anak untuk bercerita. “Anak harus tahu bahwa rumah adalah tempat paling aman untuk berbagi apa pun,” kata psikolog tersebut.

2. Ajarkan Anak Mengenali Batasan

Pemahaman mengenai perilaku yang menyakiti orang lain penting ditanamkan sejak dini. Anak perlu tahu kapan harus berkata “tidak” dan bagaimana meminta bantuan.

3. Libatkan Sekolah dalam Penanganan

Pihak sekolah harus memiliki mekanisme laporan bullying yang jelas. Guru juga berperan dalam pengawasan dan pembinaan karakter peserta didik.

4. Berikan Pendampingan Psikologis

Jika anak sudah menunjukkan tanda trauma, konsultasi dengan psikolog menjadi langkah penting untuk pemulihan emosional.

5. Ajarkan Empati dan Pengelolaan Emosi

Pendidikan karakter sejak dini dapat membentuk anak menjadi pribadi yang menghargai orang lain dan tidak mudah melakukan kekerasan.

Menguatkan Lingkungan Aman untuk Anak

Para ahli menekankan bahwa mencegah perundungan membutuhkan kerja sama berbagai pihak. Lingkungan yang suportif, komunikasi yang sehat, serta edukasi karakter menjadi fondasi penting dalam melindungi perkembangan jiwa anak.

Dengan penanganan yang tepat dan dukungan dari orang-orang terdekat, anak dapat pulih dan kembali merasa aman. Pencegahan sejak dini dinilai lebih efektif dibanding menunggu hingga dampaknya semakin berat.

 

Sumber: