Starlink dan Genset Jadi 'Jantung' Komunikasi Darurat Bencana Aceh
Ilustrasi. Salah satu korban bencana Aceh Tamiang yang terbaring di atas tempat tidur RSUD Tamiang. Ketika malam hari, kondisi menjadi gelap gulita.-Tangkapan layar-
Untuk mengatasi isolasi total dan putusnya jaringan kabel, Kementerian Komdigi mengambil langkah taktis dengan mendistribusikan teknologi komunikasi berbasis satelit.
Wamen Nezar menyerahkan sejumlah unit Starlink (perangkat komunikasi internet satelit) dan genset ke titik-titik krusial. Di antaranya:
Pidie Jaya dan Bireuen: Masing-masing menerima satu unit Starlink dan genset, diserahkan kepada Bupati setempat.
Posko Kemanusiaan: Dua unit Starlink dan satu genset diserahkan kepada Dandim Bireuen untuk diteruskan ke Danrem Lilawangsa (Lhokseumawe/Aceh Utara).
“Kita titipkan ke Danrem yang nantinya akan membantu komunikasi di daerah Lokop, Aceh Timur. Di sana ada lima desa hilang disapu banjir. Alat telekomunikasi sangat dibutuhkan,” tegas Nezar, menyoroti pentingnya alat komunikasi di daerah yang paling parah dan terpencil.
BACA JUGA:Percaya Mitos Ini? 5 Kesalahpahaman Terbesar Soal Kesehatan Mental, Beserta Faktanya.
Di Jembatan Juli yang terputus sebagian, tim Komdigi menunjukkan tekad tinggi.
Sebuah unit Starlink dan genset diseberangkan ke wilayah Bener Meriah menggunakan keranjang yang bergulir melalui kabel yang dibentangkan warga, memastikan relawan TIK di Bener Meriah memiliki akses untuk berkomunikasi dan melaporkan kondisi darurat.
Langkah cepat ini menunjukkan prioritas pemerintah untuk mengalirkan kembali informasi dan koordinasi bantuan, menjadikan teknologi satelit sebagai 'nyawa' komunikasi di masa tanggap darurat bencana Aceh.
Sumber: