Starlink dan Genset Jadi 'Jantung' Komunikasi Darurat Bencana Aceh

Starlink dan Genset Jadi 'Jantung' Komunikasi Darurat Bencana Aceh

Ilustrasi. Salah satu korban bencana Aceh Tamiang yang terbaring di atas tempat tidur RSUD Tamiang. Ketika malam hari, kondisi menjadi gelap gulita.-Tangkapan layar-

BANDA ACEH, DISWAY.ID – Di tengah keparahan bencana yang melumpuhkan infrastruktur di 18 kabupaten/kota Aceh, upaya pemulihan jaringan telekomunikasi menjadi prioritas utama untuk memastikan koordinasi bantuan berjalan efektif.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Nezar Patria, memastikan bahwa separuh jaringan komunikasi di Aceh telah kembali berfungsi dan menargetkan pemulihan mencapai 90% BTS pada pekan ini.

“Kita sudah koordinasi intensif dengan PLN dan Pertamina, semoga pekan ini 75-90 persen BTS dapat menyala kembali,” ujar Nezar Patria saat meninjau langsung lokasi bencana, dikutip Senin, 8 Desember 2025.

BACA JUGA:Lebih dari 111 Ribu Rumah Hancur, Korban Jiwa Tembus 326 Orang, Skala Kerusakan di Luar Prediksi

Aceh Gelap Gulita

Nezar menjelaskan, gangguan komunikasi di Aceh dipicu oleh tiga faktor utama yang saling berkaitan.

Pertama karena pemadaman listrik. Menurutnya ketiadaan pasokan daya dari PLN menjadi penyebab utama matinya BTS.

Saat ini, dari total 3.443 BTS di Aceh, 51 persen di antaranya sudah berhasil dihidupkan kembali, sebagian besar menggunakan daya cadangan dan genset.

Kemudian fiber optik yang terputus. Putusnya sejumlah jaringan Fiber Optik (FO) akibat ambruknya jembatan-jembatan besar yang menghubungkan antar-kabupaten.

BACA JUGA:Dirut BTN Raih Penghargaan Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability

Kerusakan ini vital karena FO adalah tulang punggung transfer data berkecepatan tinggi.

Banjir bandang dan longsor, seperti yang terjadi di jembatan penghubung Kecamatan Juli ke Bener Meriah, menyebabkan daerah tertentu, termasuk Bener Meriah, terisolasi total, membuat upaya perbaikan menjadi sangat sulit.

Dalam mitigasi bencana, komunikasi adalah infrastruktur vital pertama yang harus dipulihkan (Klausul 1, ITU Guidelines for Disaster Communications).

Ketiadaan komunikasi memperlambat respons kesehatan, evakuasi, dan distribusi bantuan, berpotensi meningkatkan angka korban.

BACA JUGA:Mualem Sebut Tamiang Tsunami Aceh Jilid 2, 18 Wilayah Masih Lumpuh

Starlink Jadi Jantung Komunikasi

Sumber: