Israel-Hamas Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata, AS Beri Netanyahu Peringatan Keras!

Wakil Presiden AS, J.D Vance membawa pesan tegas dari Donald Trump agar Israel mematuhi kesepakatan gencatan senjata.-Instagram-
BACA JUGA:Desakan Reshuffle Kabinet Menguat, Iwel Sastra: Jaga Legitimasi dan Kepercayaan Publik Mendesak
Peringatan Keras terhadap Hamas dan Penolakan Batas Waktu
Vance turut menggemakan pernyataan keras Presiden Trump, bersumpah bahwa "hal-hal buruk akan terjadi" jika Hamas terbukti melanggar kesepakatan gencatan senjata.
Meskipun demikian, Wakil Presiden AS tersebut menolak memberikan batas waktu yang tegas untuk pengembalian sisa sandera Israel dan proses pelucutan senjata kelompok Hamas.
Ia hanya menyebut bahwa upaya ini adalah proses yang membutuhkan waktu dan kesulitan yang signifikan.
"Jika Hamas tak mematuhi kesepakatan itu, hal-hal buruk akan terjadi. Tapi, saya tak akan melakukan apa yang sejauh ini ditolak Presiden Amerika Serikat, yaitu menetapkan tenggat waktu yang jelas, karena ini sulit," tegas Vance.
Ia menambahkan bahwa akan ada upaya mediasi lanjutan untuk menengahi perselisihan yang mungkin muncul.
Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata
Misi 'pengawasan' Vance berlangsung di tengah situasi yang makin memanas di mana Israel dan Hamas saling tuding telah melanggar kesepakatan damai.
Di hadapan parlemen Israel, Perdana Menteri Netanyahu justru secara terbuka memamerkan kekuatan militernya, mengklaim bahwa militer Israel telah menjatuhkan 153 ton bom ke Gaza sejak gencatan senjata berlaku.
Netanyahu berdalih bahwa serangan masif itu adalah respons atas klaim sepihaknya bahwa Hamas, lah, yang pertama kali melanggar perjanjian.
Sementara itu, kantor media di Gaza memberikan laporan yang jauh lebih suram. Mereka menuduh bahwa Israel setidaknya telah melancarkan lebih dari 50 kali pelanggaran perjanjian gencatan.
Pelanggaran yang mencakup berbagai serangan tersebut diklaim telah menewaskan hampir 100 orang sejak 10 Oktober lalu.
Para pejabat AS meyakini bahwa gencatan senjata ini harus memiliki fondasi yang cukup kuat untuk bertahan lebih lama, bahkan melampaui fase pertempuran yang pasti akan kembali terjadi.
Oleh karena itu, kehadiran Vance dan pesan-pesan yang dibawanya berfungsi sebagai tekanan kuat kepada semua pihak untuk memprioritaskan keberlanjutan perdamaian, meskipun keraguan dan ketegangan terus membayangi.
Sumber: