Israel-Hamas Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata, AS Beri Netanyahu Peringatan Keras!

Israel-Hamas Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata, AS Beri Netanyahu Peringatan Keras!

Wakil Presiden AS, J.D Vance membawa pesan tegas dari Donald Trump agar Israel mematuhi kesepakatan gencatan senjata.-Instagram-

BANDA ACEH, DISWAY.ID -- Wakil Presiden Amerika Serikat, J.D. Vance, melakukan kunjungan mendadak ke Israel untuk mengawasi langsung implementasi gencatan senjata antara pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kelompok Hamas.

Kunjungan ini, yang oleh seorang pejabat AS digambarkan sebagai tindakan "Bibisitting" atau mengasuh, mengindikasikan adanya kekhawatiran Washington terhadap potensi kegagalan kesepakatan damai jangka pendek tersebut.

Kehadiran Vance di Israel, sehari setelah Israel dan Hamas kembali bersitegang: saling tuduh langgar gencatan senjata.

BACA JUGA:Yuk Para Pengusaha dan Mahasiswa Merapat, Pendaftaran BTN Housingpreneur Sudah Dibuka

Tapi di balik ini, AS melihat celah besar, tujuan utama mereka untuk menekan Netanyahu agar mematuhi penuh persyaratan gencatan senjata.

Kekhawatiran di lingkaran dalam AS menyebutkan bahwa Netanyahu mungkin memiliki niat untuk menggugurkan atau mempersingkat durasi kesepakatan yang telah dicapai.

Optimisme Waspada di Tengah Ketidakpastian

Dalam konferensi pers pada Selasa, 21 Oktober 2025 di Tel Aviv, yang dikutip dari CNN, Vance menyatakan optimisme terkait kelanjutan upaya Israel dan Hamas gencatan senjata.

Hanya saja menurutnya semua pihak harus berhati-hati. Ia mengaku awalnya sangat optimis upaya AS mendamaikan Israel dan Hamas berhasil.

Tapi lihat saja ulah pasukan militer Israel di jalur Gaza. Dengan situasi sekarang, Vance nggak begitu yakin meskipun AS punya tekad kuat.

BACA JUGA:Meski Mendung, Ribuan Santri Aceh Kibarkan Semangat 'Santri Mandiri, Indonesia Berprestasi'

Vance menyebut bahwa optimisme itu tak sebesar sebelumnya. Menurutnya AS harus berhati-hati, sebab kedua kubu sangat sensitif.

"Apa yang kita saksikan pekan lalu memberi saya optimisme besar bahwa gencatan senjata akan berhasil," kata Vance.

"Saya merasa sangat optimis. Apakah bisa saya katakan dengan kepastian 100 persen ini akan berhasil? Tidak," tambahnya, menunjukkan pengakuan atas kerentanan situasi di lapangan.

Kunjungan ini dilakukan tidak lama setelah Presiden Donald Trump juga berada di wilayah tersebut pekan lalu, mengindikasikan bahwa Washington menganggap kesepakatan jangka pendek ini sangat rapuh dan membutuhkan dukungan diplomatik tingkat tinggi secara berkelanjutan.

Sumber: