Tahi Lalat: Bukan Sekadar Penampilan, Tapi Juga Indikator Kesehatan Kulit

Tahi Lalat: Bukan Sekadar Penampilan, Tapi Juga Indikator Kesehatan Kulit

--homecare24.id

ACEH.DISWAY.ID - Tahi lalat sering dianggap biasa. Namun, di balik penampilannya, tahi lalat bisa bercerita banyak tentang kesehatan kulit Anda. Kenali jenis, penyebab, dan kapan harus waspada.

Hampir setiap orang memiliki tahi lalat, atau dalam bahasa medis disebut nevus pigmentosus, pada tubuhnya. Bagi sebagian orang, tahi lalat dianggap sebagai penambah daya tarik atau pembeda yang unik. Namun, di balik itu, tahi lalat sebenarnya adalah sebuah cerita tentang kondisi kulit kita.

Apa sebenarnya tahi lalat itu? Menurut penjelasan medis, tahi lalat adalah kumpulan sel pigmen (melanosit) yang tumbuh berkelompok, bukan menyebar. "Pada dasarnya, tahi lalat merupakan pertumbuhan sel-sel kulit yang bersifat jinak," jelas seorang dokter spesialis kulit, dr. Ahmad Faisal, Sp.KK, dalam sebuah wawancara sebelumnya.

Penyebab dan Jenis Tahi Lalat

Tahi lalat umumnya muncul karena dua faktor utama: genetik dan paparan sinar matahari. "Faktor keturunan berperan besar. Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari juga dapat memicu dan memperbanyak jumlah tahi lalat," tambah dr. Faisal.

Secara umum, tahi lalat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:

  1. Tahi Lalat Bawaan (Congenital Nevus): Sudah ada sejak lahir. Ukurannya bervariasi, dari kecil hingga sangat besar.

  2. Tahi Lalat Didapat (Acquired Nevus): Muncul setelah masa bayi, biasanya selama masa kanak-kanak hingga dewasa muda.

  3. Tahi Lalat Atipikal (Dysplastic Nevus): Memiliki bentuk yang tidak beraturan, warna tidak merata, dan ukurannya cenderung lebih besar. Jenis ini memiliki risiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker kulit, meskipun tidak semuanya berubah menjadi ganas.

Kapan Tahi Lalat Perlu Diwaspadai? Mengenal ABCDE Rule

Mayoritas tahi lalat bersifat jinak dan tidak berbahaya. Namun, penting untuk melakukan pemeriksaan diri secara rutin. Pakai pedoman "ABCDE" untuk mendeteksi perubahan yang mencurigakan:

  • A - Asymmetry (Asimetris): Bentuknya tidak simetris, jika dibagi dua, bagiannya tidak sama.

  • B - Border (Batas): Pinggirannya tidak rata, berlekuk, atau blur.

  • C - Color (Warna): Warnanya tidak merata, bisa berupa campuran coklat, hitam, merah, atau putih.

  • D - Diameter: Ukurannya lebih besar dari 6 milimeter (sekitar penghapus pensil).

  • E - Evolution (Evolusi/Perubahan): Tahi lalat mengalami perubahan bentuk, ukuran, warna, atau bahkan berdarah dan gatal dalam waktu singkat.

"Jika menemukan tanda-tanda ABCDE pada tahi lalat, atau tahi lalat terasa gatal, nyeri, dan mudah berdarah, segera konsultasi ke dokter spesialis kulit untuk pemeriksaan lebih lanjut," imbau dr. Faisal.

Perawatan dan Pencegahan

Untuk tahi lalat normal yang tidak mengganggu, tidak diperlukan perawatan khusus. Namun, jika tahi lalat mengganggu penampilan atau secara medis dicurigai, dokter dapat melakukan prosedur pengangkatan dengan pembedahan minor atau laser.

Kunci pencegahan utama adalah melindungi kulit dari paparan sinar UV yang berlebihan. Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30, pakai pakaian tertutup, dan hindari paparan matahari langsung pada jam 10.00 hingga 16.00.

Dengan memahami karakteristik tahi lalat, kita tidak hanya bisa menerima keunikan yang ada pada tubuh, tetapi juga lebih waspada dan aktif dalam menjaga kesehatan kulit jangka panjang.

 
 

Sumber: