Aksi Damai Mahasiswa Unaya Disambut Lemparan Batu oleh Preman

Aksi Damai Mahasiswa Unaya Disambut Lemparan Batu oleh Preman--
ACEH, DISWAY.ID – Aksi damai ribuan mahasiswa Universitas Abulyatama (Unaya) ACEH yang berlangsung pagi ini, Kamis (17/4), berubah ricuh setelah massa aksi disambut dengan lemparan batu dan serangan fisik oleh kelompok tak dikenal yang diduga adalah preman bayaran.
Kejadian ini terjadi saat mahasiswa hendak memasuki area kampus untuk menyampaikan aspirasi menolak keberadaan kelompok tandingan yang diduga mencoba mengambil alih kepemimpinan kampus secara sepihak.
Namun, belum sempat orasi dimulai, sekelompok pria berbadan kekar yang tidak dikenal identitas akademisnya tiba-tiba melakukan serangan.
“Kami hanya ingin aksi damai, memperjuangkan hak kami sebagai mahasiswa. Tapi begitu kami datang, langsung disambut batu dan kayu. Ini bukan negara hukum kalau kampus bisa dikuasai preman,” ungkap Fikri, salah satu koordinator lapangan.
BACA JUGA:
- Unaya Melawan! Ribuan Mahasiswa dan Karyawan Kecam Tindakan Bayar Preman oleh Kubu Rusli dan Nurlis
- Mobil Dinas Dimodifikasi Bikin Silau, Nyaris Bahayakan Pengendara Lain di Aceh, Netizen: Viralkan!
Sejumlah mahasiswa dikabarkan mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit. Salah satu korban tampak terbaring di ruang IGD dengan seragam almamater hijau.
Aksi kekerasan ini memicu kemarahan dari orang tua mahasiswa yang turut mengecam tindakan brutal dan tidak manusiawi tersebut. Mereka meminta aparat penegak hukum tidak tinggal diam.
“Ini bukan konflik internal, ini sudah kriminal! Kampus bukan tempat premanisme. Polisi harus bertindak sebelum ada korban jiwa!” tegas salah satu wali mahasiswa.
Peristiwa ini juga diperparah oleh beredarnya tangkapan layar percakapan WhatsApp yang diduga kuat menunjukkan keterlibatan salah satu tokoh dalam upaya pengorganisasian kelompok preman.
Mahasiswa, dosen, dan orang tua menuntut agar Kementerian Pendidikan dan aparat hukum turun langsung menyelidiki insiden ini, mengembalikan kampus sebagai tempat belajar yang aman, bukan arena kekerasan.
Sumber: