Investor Tiongkok Mulai Lirik Potensi Besar Aceh, Bakal Bangun Pelabuhan!

Pemprov Aceh temui investor dari Tiongkok.-Istimewa-
Tak hanya itu, Aceh juga diklaim memiliki lahan dan perkebunan kelapa sawit yang besar.
Ia mengatakan saat ini di Aceh terdapat 70 PKS pabrik kelapa sawit.
Namun demikian kendalanya lagi-lagi proses ekspor CPO juga harus melalui Sumatera Utara lantaran Aceh tak memiliki refeneri.
“Semua CPO dikirim via darat ke provinsi tetangga. Ini mengakibatkan jalanan Aceh menjadi rusak.
BACA JUGA:Anindya Bakrie Optimis Indonesia Bakal Capai Kesepakatan Dagang Baru dengan AS
"Dan Sumatera Utara kembali mendapatkan imbas ekonomi yang besar dengan ketiadaan refenery CPO di Aceh,” ungkap Wagub.
Di sektor tambang, lanjut Wagub, di wilayah barat-selatan Aceh kaya akan bijih besi, emas, galena, timah, tembaga, sedangkan di wilayah tengah Aceh itu pusatnya emas.
“Dari sektor energi, kami memiliki sungai, air terjun dan geothermal.
"Jika menilik dari letak geografis, sebenarnya kami tidak mungkin menjadi daerah termiskin di Pulau Sumatera, karena letak kami di ujung barat Indonesia,” kata Wagub.
Wagub juga mengatakan salah satu hambatan terbesar Aceh hingga sekarang yakni sejarah konflik selama 32 tahun.
Sudah, mah, menjadi daerah termiskin, karena sejarah konflik itu Aceh kesulitan menjadi daerah yang maju.
BACA JUGA:Indonesia Perkuat Posisi Global dalam Ekonomi Syariah lewat Pertemuan dengan Delegasi Afrika Barat
“Mengapa Aceh jadi daerah miskin? Ini disebabkan karena sejarah Aceh yang berada dalam suasana konflik selama 32 tahun dan tsunami yang menjadi bencana terbesar dunia,” sambung Dek Fadh.
Padahal, Fadhlullah menegaskan angka kriminal di Aceh merupakan yang paling rendah di Indonesia.
“Citra daerah konflik masih erat melekat. Ini tentu menjadi salah satu alasan kenapa orang enggan berinvestasi di Aceh.
Sumber: