Danantara: Ambisi Indonesia Lampaui Temasek dan Khazanah

Danantara, siap lampaui Temasek dan Khazanah?-Dok. Disway-
BANDA ACEH, DISWAY.ID -- Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) atau yang dikenal sebagai Danantara, dipandang sebagai entitas investasi baru yang memiliki potensi besar untuk menjadi pemain kunci di kancah global. Dengan mandat superbesar dari Presiden Prabowo Subianto, Danantara ditugaskan untuk mengonsolidasikan 844 BUMN dan mengoptimalkan aset senilai Rp14.715 triliun ($900 miliar) untuk mendukung Visi Indonesia Emas 2045.
Para pakar dan analis sekuritas, seperti Muhammad Wafi dari Korea Investment & Sekuritas Indonesia, meyakini Danantara memiliki potensi yang jauh lebih besar daripada Temasek (Singapura) dan Khazanah (Malaysia). Hal ini dikarenakan aset-aset yang dikelola Danantara, yang sebagian besar adalah BUMN, bergerak di sektor-sektor strategis seperti sumber daya alam.
BACA JUGA:Mualem saat Lantik 5.789 PPPK Aceh: Jaga Integritas, Berikan Pelayanan Terbaik
BACA JUGA:Said Didu Puji Langkah Prabowo: Akhir Era Tantiem Bagi Komisaris BUMN
Salah satu misi utama Danantara adalah menata BUMN yang sering kali memiliki struktur kepemilikan tumpang tindih, lini bisnis tidak fokus, dan kinerja keuangan yang belum optimal. Melalui strategi seperti integrasi sub-holding dan revitalisasi manajemen, Danantara diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan mendongkrak nilai BUMN. Kepala Riset dari PT Nusantara Kapital Sekuritas, Bramantyo Wijaya, menambahkan bahwa keunggulan Danantara adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi peluang di sektor-sektor baru, teknologi disruptif, dan ekonomi berbasis komunitas, yang membedakannya dari lembaga investasi konvensional.
Meskipun optimisme membumbung tinggi, para ahli juga menyarankan beberapa hal penting. Peneliti ekonomi Celios, Dyah Ayu, menekankan perlunya Danantara membangun sistem transparansi, akuntabilitas, dan fokus pada sektor berkelanjutan serta riil di dalam negeri. Selain itu, ia juga mengingatkan agar Danantara tidak menjadi beban fiskal dan selektif dalam memilih investasi. Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah dan Ekonom Wijayanto Samirin menyarankan perlunya transparansi, partisipasi publik, dan penolakan intervensi politik untuk membangun kepercayaan masyarakat.
BACA JUGA:Indonesia Kembali Kirim Bantuan Kemanusiaan 10.000 Ton Beras untuk Palestina di Gaza
BACA JUGA:Geger! Penumpang Teriak Bom di Lion Air JT-308 Rute Jakarta-Kualanamu, Begini Kronologi Lengkapnya!
Pembentukan Danantara didukung oleh Undang-Undang BUMN No. 1 Tahun 2025 dan Peraturan Pemerintah terkait. Dengan susunan kepemimpinan profesional yang diisi oleh CEO Rosan Roeslani, COO Dony Oskaria, dan CIO Pandu Sjahrir, serta dewan penasihat kelas dunia, Danantara diharapkan mampu menjadi "game changer" yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Selengkapnya di Sini...
Sumber: