Kemenkes Siaga Satu Hadapi Risiko Wabah Penyakit Menular di Daerah Aceh dan Sumatera
Kemenkes gencar beri pelayanan darurat untuk mencegah penyakit menular.-Istimewa-
BANDA ACEH, DISWAY.ID -- Kita tak bisa membayangkan apa yang dialami para korban banjir dan longsor di Aceh, Sumatera, Utara dan Sumatera Barat sekarang. Pascabencana, ancaman baru datang yakni penyakit yang berisiko Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kementerian Kesehatan RI secara resmi mengeluarkan peringatan terkait meningkatnya risiko Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular.
Khususnya Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) seperti campak dan pertusis (batuk rejan).
BACA JUGA:Jembatan Teupin Mane Terbuka, Pasokan BBM Bireuen-Takengon Pulih Bertahap
Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes, drg. Murti Utami, menegaskan bahwa mobilitas penduduk yang tinggi di barak pengungsian serta rusaknya layanan kesehatan menciptakan celah besar bagi penyebaran wabah.
"Langkah pencegahan harus dilakukan secara cepat dan terkoordinasi. Surveilans penyakit menular dan pelayanan imunisasi harus tetap berjalan untuk melindungi kelompok rentan, terutama bayi dan anak," tegas drg. Murti Utami.
Melalui Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/5745/2025, Kemenkes menginstruksikan pemerintah daerah untuk tidak hanya menunggu laporan, tetapi aktif mencari kasus di lapangan.
Strategi pertahanan kesehatan ini meliputi surveilans aktif, penelusuran kontak erat dan analisis tren kasus harian di setiap posko pengungsian.
BACA JUGA:41 RSUD di Sumatera Kembali Beroperasi, Tapi Layanan Kritis Masih 'Lumpuh'
Pos Imunisasi Darurat: Pembukaan layanan vaksinasi di tenda-tenda darurat jika gedung Puskesmas atau RSUD rusak.
Imunisasi Kejar & Crash Program: Percepatan pemberian vaksin bagi anak-anak yang jadwal imunisasinya terputus akibat bencana.
Protokol Penanganan Suspek: Campak dan Pertusis
Kemenkes juga telah menetapkan standar medis ketat bagi pengungsi yang menunjukkan gejala penyakit menular:
- Suspek Campak: Wajib menjalani isolasi segera untuk memutus rantai penularan, serta mendapatkan asupan Vitamin A dan pengobatan suportif.
- Suspek Pertusis: Harus segera diberikan antibiotik dan dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan jika kondisi memburuk.
Selain intervensi medis, masyarakat di pengungsian diimbau untuk tetap disiplin menjaga kebersihan dasar, seperti menerapkan etika batuk, menggunakan masker, dan rutin mencuci tangan meski dalam keterbatasan sarana.
Sumber: