41 RSUD di Sumatera Kembali Beroperasi, Tapi Layanan Kritis Masih 'Lumpuh'
Pelayanan kesehatan di sejumlah rumah sakit daerah terdampak bencana banjir dan longsor, Sumatera, perlahan kembali bisa diakses.-Istimewa-
BANDA ACEH, DISWAY.ID -- Menurut Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, rumah sakit yang terdampak bencana di Sumatra kini 100% telah kembali beroperasi.
Namun, di balik angka tersebut, realita di lapangan menunjukkan perjuangan berat.
Meski pintu IGD telah dibuka, layanan medis vital seperti hemodialisis (cuci darah), ICU, dan radiologi masih terhenti di banyak titik akibat krisis listrik dan air bersih.
BACA JUGA:Menag Kucurkan Rp37,9 Miliar untuk Pulihkan Pesantren dan Masjid di Aceh
Dalam rapat kabinet, Senin, 15 Desember 2025, Menkes mengatakan 41 rumah sakit yang sebelumnya lumpuh sejak 26 November kini telah beroperasi secara bertahap.
"Alhamdulillah, hari ini 100% rumah sakit tersebut sudah mulai beroperasi kembali, dimulai dari layanan IGD dan ruang operasi," ujarnya.
Layanan Vital yang Masih Terseok
Laporan situasi terbaru mengungkap potret yang lebih kompleks di beberapa layanan kesehatan.
Di RSUD Muda Sedia, Aceh Tamiang, layanan ICU dan hemodialisis belum bisa menyentuh pasien.
Kendala teknis pada instalasi air dan perlunya kalibrasi ulang alat kesehatan pascabanjir menjadi tantangan tersendiri.
BACA JUGA:BTN Bangun Dapur Umum dan Serahkan Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Terdampak di Pidie Jaya, Aceh
Kondisi lebih memprihatinkan terjadi di Kota Langsa dan Aceh Timur.
Di RSUD Langsa, layanan cuci darah dan radiologi mati total karena aliran listrik PLN terhenti selama enam hari.
Lalu di RSUD Zubir Mahmud mengalami pemadaman listrik selama empat hari, menyebabkan pasien yang membutuhkan layanan kronis harus menunggu tanpa kepastian.
Kemudian di RSUD SAAS Peureulak bergantung sepenuhnya pada genset dan stok BBM yang terbatas untuk menjaga napas layanan IGD.
Sumber: