ACEH.DISWAY.ID - Fenomena cuaca ekstrem dan gangguan ekosistem yang semakin sering terjadi bukanlah kejadian biasa. Para ilmuwan menyebutnya sebagai sinyal nyata dari dampak perubahan iklim yang sedang berlangsung terhadap lingkungan hidup.
Perubahan pola curah hujan, kenaikan suhu rata-rata, dan intensitas bencana hidrometeorologi yang meningkat merupakan realitas yang kini dihadapi Indonesia dan dunia. Data Ilmiah dan Dampak yang Teramati Dr. Amanda Putri, seorang Peneliti Klimatologi dari Pusat Studi Atmosfer Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa data satelit dan pengamatan lapangan menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. “Suhu permukaan rata-rata di Indonesia telah meningkat signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Peningkatan ini, meski terkesan kecil dalam angka, memiliki efek domino yang besar. Ia mengubah pola musim, mempercepat penguapan air, dan meningkatkan energi panas di atmosfer yang memicu cuaca ekstrem,” papar Amanda. Ia menambahkan, “Yang kita alami sekarang, dari banjir bandang di satu wilayah hingga kekeringan panjang di wilayah lain, adalah manifestasi dari sistem iklim yang sudah tidak seimbang. Ini bukan prediksi lagi, tapi fakta yang terjadi.” Dampak Spesifik pada Lingkungan Indonesia Sementara itu, dari perspektif ekologi, Prof. Arif Wicaksono, ahli ekologi lanskap, memerinci beberapa dampak kritis yang sudah terlihat:-
Degradasi dan Pergeseran Ekosistem: Hutan mangrove di banyak pesisir mengalami tekanan akibat kenaikan muka air laut dan intrusi air asin. Ekosistem terumbu karang juga mengalami pemutihan (coral bleaching) massal akibat pemanasan suhu permukaan laut.
Gangguan Siklus Hidrologi: Musim hujan yang lebih pendek namun intensitasnya tinggi menyebabkan banjir dan erosi. Sebaliknya, musim kemarau yang lebih panjang mengancam ketersediaan air tanah dan memicu kebakaran hutan dan lahan yang lebih masif.
Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati: Spesies-spesies endemik, terutama yang hidup di pegunungan atau wilayah dengan iklim spesifik, terancam punah karena habitatnya berubah lebih cepat daripada kemampuan adaptasi mereka.
Kerusakan Lahan dan Produktivitas Pertanian: Perubahan pola hujan dan peningkatan frekuensi bencana klimatik mengganggu masa tanam dan berpotensi menurunkan produktivitas pertanian, mengancam ketahanan pangan.