Menag: Aceh Wakaf Summit 2025 Harus Lebih Produktif

Kamis 13-11-2025,08:48 WIB
Reporter : Dimas Chandra Permana
Editor : Dimas Chandra Permana

BANDA ACEH, DISWAY.ID -- Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berharap pelaksanaan Aceh Wakaf Summit 2025 yang akan digelar pada akhir November mendatang dapat menghasilkan rumusan yang konkret dan aplikatif demi penguatan ekosistem wakaf nasional.

Harapan ini disampaikan Menag saat menerima audiensi perwakilan Tim Gubernur Aceh dan Rektor UIN Ar-Raniry di kantor pusat Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (11/11/2025).

Wakaf Bukan Sekadar Ibadah Sosial

Menag Nasaruddin Umar menekankan bahwa Aceh Wakaf Summit harus menjadi pemantik untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam gerakan wakaf, tidak hanya di Aceh tetapi juga secara global.

BACA JUGA:Jalan Utama Aceh Tengah Ini Berubah Jadi 'Kolam Dadakan' Setinggi Lutut!

Menurut Menag, wakaf memiliki peran yang lebih besar daripada sekadar amal jariyah.

"Wakaf bukan hanya ibadah sosial, tetapi juga instrumen pemberdayaan ekonomi umat. Dengan wakaf, kita tidak hanya berbicara tentang amal jariyah, tetapi juga keberlanjutan pembangunan ekonomi berbasis nilai-nilai keadilan dan kemaslahatan," tutur Menag.

Ia mendorong agar forum strategis ini dapat mempertemukan berbagai pihak—pemerintah, ulama, lembaga wakaf, filantropi, dan pelaku usaha syariah—untuk merumuskan langkah konkret.

Harapannya, wakaf dapat berkembang menjadi wakaf produktif yang berdampak signifikan pada kesejahteraan umat.

BACA JUGA:Tito Karnavian Dianugerahi Gelar 'Petua Panglima Hukom' dari Wali Nanggroe Aceh, Punya Pengaruh Apa?

“Kita ingin wakaf tidak hanya berhenti pada tanah atau masjid, tapi juga berkembang menjadi wakaf produktif yang berdampak pada kesejahteraan umat,” tambahnya, mempertegas visi wakaf yang modern.

Dukung Aceh Jadi Tuan Rumah MTQN 2028

Selain membahas Aceh Wakaf Summit 2025, audiensi tersebut juga menyentuh rencana besar Provinsi Aceh untuk menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional 2028.

Menag menyambut positif rencana tersebut, menilai Aceh memiliki potensi besar untuk menjadi pusat penguatan nilai-nilai keislaman.

"Aceh memiliki sejarah panjang dalam tradisi keagamaan dan literasi Al-Qur’an. Jika MTQN 2028 digelar di Aceh, ini bukan hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga momentum kebangkitan spiritual dan kebudayaan Islam Nusantara," jelasnya.

Kategori :