BANDA ACEH, DISWAY.ID – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Aceh Barat terus meluas, mencapai 12,8 hektar, menyebar di lima kecamatan.
Situasi ini mendorong tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat untuk menggunakan berbagai cara, termasuk teknik pemadaman kopyok, guna mencegah api terus merembet ke area lain.
Berdasarkan keterangan Kepala Pelaksana BPBD Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyah, karhutla ini sudah terjadi sejak enam hari lalu dan menunjukkan tren peningkatan luasan.
BACA JUGA:Pertamina Luncurkan Fitur Belanja UMKM Online, Bisa Pesan Produk Lokal dari Sabang sampai Merauke!
BACA JUGA:BTN Pastikan Likuiditas Rp25 Triliun Terserap Optimal
Awalnya, area yang terbakar hanya 8,8 hektar, namun kini telah meluas menjadi 12,8 hektar.
Lima kecamatan yang terdampak adalah Johan Pahlawan, Meureubo, Samatiga, Arongan Lambalek, dan Woyla Barat.
Kebakaran ini, yang sebagian besar terjadi di lahan gambut, sangat sulit dipadamkan karena api membakar material di bawah permukaan tanah.
"Lahan gambut ini menyimpan bara api di dalam tanah, sehingga sangat sulit dipadamkan secara total," ujar Teuku Ronal.
Ia juga menambahkan, api yang terus membakar lahan gambut ini menciptakan kabut asap tebal yang mulai menyelimuti permukiman penduduk, mengganggu aktivitas sehari-hari dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.
BACA JUGA:BNI Siap Genjot Kredit Produktif Usai BI Turunkan Suku Bunga
Teknik Kopyok untuk Padamkan Api di Lahan Gambut
Untuk mengatasi tantangan pemadaman di lahan gambut, petugas BPBD menerapkan berbagai teknik, termasuk yang disebut teknik kopyok.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengaduk-aduk atau mencampur tanah gambut yang basah dengan material yang masih terbakar.
"Tujuannya adalah untuk memastikan tidak ada lagi bara api yang tersisa di dalam tanah," jelas seorang petugas.